Minggu, 13 Januari 2013

SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA



SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA
Menurut Hadiwirodarsono (2010: 7) sandhangan dalam aksara Jawa dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan pambukaning wanda/wiyanjana.
A. Sandhangan Swara
Sandhangan swara berfungsi untuk mengubah bunyi vokal suatu aksara nglegena/carakan jika dipasangkan dengan sandhangan swara. Sandhangan swara ada 5 buah, yaitu:
a.    Wulu (…i…)
Wulu dipakai untuk melambangkan vokal i dalam suatu kata. Sandhangan wulu ditulis di atas bagian akhir aksara.
Contoh:
siji                   siji
wingi                wizi
b.    Pepet ( ..e.)
Pepet dipakai untuk melambangkan vokal e/ Ə/ di dalam suku kata. Pepet ditulis di atas bagian akhir aksara.
Contoh:
nedha               ned  
sega                 seg
Pepet tidak dipakai untuk menuliskan suku kata re dan le yang bukan sebagai pasangan. Suku kata re yang bukan pasangan ,dilambangkan dengan pa cerek dan le yang bukan pasangan, dilambangkan dengan nga lelet.
c.    Suku (....u )
Suku digunakan untuk melambangkan bunyi vokal u yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu suku kata, atau vokal u yang tidak ditulis dengan aksara swara.
Contoh:
luru buku                     lurubuku
luru kupu                     lurukupu

d.   Taling ([…)
Taling dipakai untuk melambangkan bunyi vokal é  atau è yang tidak ditulis dengan aksara swara é yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu suku kata.
Contoh:
réné dhéwé      [r[n[d[w
satè                  s[t           
e.    Taling tarung ( [o )
Taling tarung dipakai untuk melambangkan bunyi vokal “o yang tidak ditulis dengan aksara swara “o yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu suku kata.
Contoh:
loro                  [lo[ro
bodho              [bo[do
B.  Sandhangan Panyigeg Wanda
Sandhangan panyigeg wanda adalah sandhangan yang berfungsi untuk menutup suku kata. Ada 4 jenis sandhangan panyigeg wanda, yaitu :
a.    Wignyan (… h)
Wignyan adalah pengganti sigegan ha, yaitu sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan h penutup suku kata.
 Contoh:
gabah              gbh
wadhah            wdh
b.    Layar ( ../..)
Layar adalah pengganti sigegan ra, yaitu sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan r penutup suku kata.
Contoh:
pasar               ps/
kabar               kb/
c.    Cecak ( ..=..)
Cecak adalah pengganti sigegan nga, yaitu sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan ng penutup suku kata.
Contoh:
jurang              jur=
bawang            bw=
d.   Pangkon (…\ )
Pangkon digunakan sebagai penanda bahwa aksara yang diberi pasangan pangkon itu merupakan aksara mati atau aksara konsonan penutup suku kata.
Contoh:
sikil                  sikil\
wedus                        wedus\
C.  Sandhangan Pambukaning Wanda
Sandhangan pambukaning wanda merupakan sandhangan yang diucapkan bersama huruf yang diberi sandhangan. Ada tiga jenis sandhangan pambukaning wanda, yaitu:
a.    Pengkal ( ….- )
Pengkal berfungsi sebagai pengganti huruf “ya”. Pengkal ditulis segaris dengan huruf yang akan diberi sandhangan.
Contoh:
kyai                  k-ai
b.    Cakra (….])
Cakra berfungsi sebagai pengganti huruf “ra”. Cakra ditulis segaris dengan huruf yang akan diberi sandhangan.
Contoh:
krama              k]m             
c.    Keret (….} )
Keret berfungsi sebagai pengganti huruf “re”. Pengkal ditulis segaris dengan huruf yang akan diberi sandhangan.
Contoh:
kreteg               k}teg\  

Sabtu, 12 Januari 2013

Konsep Psikologi



Konsep Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Inggris Phychology yang berakar dari dua kata Yunani, yaitu Psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa.Pengertian jiwa menurut beberapa ahli :
  1. Plato                            : jiwa adalah ide
  2. Hipocrate                    : jiwa adalah karakter
  3. Aristoteles                   : jiwa adalah fungsi mengingat
  4. Jhon locke                   : jiwa adalah kumpulan ide yang disatukan melalui asosiasi
  5. Rene Descartes           : jiwa adalah akal atau kesadaran
  6. George berkely            : jiwa adalah persepsi
 Namun, menurut Gerungan dalam Khadijah (2006), ilmu jiwa berbeda dengan psikologi dalam dua hal, yaitu:
1.      Ilmu jiwa adalah istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal dan digunakan secara luas sedangkan psikologi adalah istilah scientific.
2.      Ilmu jiwa mengandung arti yang lebih luas dari psikologi. Ilmu jiwa meliputi semua pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga hayalan dan spekulasi tentang jiwa sedangkan psikologi meliputi ilmu pengetahuan tentang jiwa berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Jadi, ilmu jiwa berbeda dengan psikologi. Agar pemahaman kita tentang psikologi ini utuh maka kami akan memaparkan lebih lanjut tentang psikologi.
Menurut Sobur (2003:32) dalam bukunya Psikologi Umum, ada beberapa pengertian psikologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:

1. Ernest Hilgert (1957), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia  dan hewan lainnya.

2. George A. Niller (19974), psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, mengamalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.

3. Clifford T. Morgan (1961), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan, namun penerapan ilmu tersebut pada manusia.

4. Robert S. Woodworth dan Marquis DG (1957), psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungannya dengan alam sekitarnya.

5. Chaplin (1972), psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemayarakatan yang mengubah lingkungan.

6. Henry Gleitman (1995), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami prilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan.

7. Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld dalam Sarwono (1984), psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, Sobur sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Miller, Gleitman, dan Boring&Langfeld sehingga Sobur menyimpulkan bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan alam sekitar sedangkan Walgito (1997:7-9) berpendapat bahwa, psikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas, di mana tingkah laku atau aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan.
Menurut Nyayu Khadijah (2006) dari pendapat para ahli tentang psikologi dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah:
1. Sebuah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas atau gejala-gejala psikis;
2. Aktivitas dan gejala tersebut tercermin dalam tingkah laku manusia dan hewan; dan
3. Aplikasinya untuk mengatasi problem-problem yang dialami manusia.

Bimbngan Konseling

  Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rencana kerja atau kegiatan yang akan dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Rencana kerja ini disusun secara terpadu oleh petugas BK di SD, yaitu kepala sekolah, guru kelas, dan guru-guru lain.
Program BK yang terarah dan terpadu mengandung beberapa keuntungan, antara lain :
a.       Pelayanan bimbingan dan konseling akan sesuai dengan kebutuhan murid-murid
b.      Pelayanan bimbingan dan konseling akan dapat membantu murid secara menyeluruh
c.       Pelayanan bimbingan dan konseling akan mudah dinilai
d.      Pelayanan bimbingan dan konseling akan sesuai dengan tenaga, dana, dan waktu yang tersedia.

2.      Prinsip – prinsip Penyuluhan Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling :
a.       Penyusunan program BK harus mengikutsertakan semua staf sekolah dan dapat dikembangkan terus-menerus
b.      Dalam perencanaannya, program BK harus memiliki program yang jelas dan realistis
c.       Program memungkinkan terciptanya kerja sama yang baik di antara staf sekolah
d.      Program BK  harus sejalan dengan program pendidikan dan pengajaran di sekolah yang bersangkutan
e.       Dapat memberikan pelayanan kepada semua murid
f.       Dapat menghubungkan sekolah dengan masyarakat
g.      Program BK dapat memberikan keseimbangan pelayanan bimbingan dalam hal :
1)      Pelayanan individual, kelompok dan klasikal
2)      Penggunaan alat dan teknik pengumpulan data yang objektif
3)      Penggunaan sumber-sumber di dalam dan di luar sekolah
4)      Pemenuhan kebutuhan perorangan dan kelompok

3.      Langkah – langkah Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
Untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas, maka langkah-langkah penyusunannya sebagai berikut :
a.       Melakukan studi kelayakan
b.      Penetapan prioritas masalah dan kebutuhan yang akan ditangani melalui pelayanan BK
c.       Penetapan isi, bentuk, dan teknik kegiatan pelayanan BK
d.      Penetapan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang hendak dilakukan
e.       Penyusunan alat evaluasi untuk menilai keberhasilan program