PEMBELAJARAN PORTOFOLO DALAM PKn
A.
Dasar
Pemikiran Model Pembelajaran Portofolio dalam PKn
Menurut ERIC
Digest (2000), "Portfolios are used in various professions together
typical..; art students assamble a portfolio for an art class..".
Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil belajarnya.
Portofolio, selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai
kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan
minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan
pencapaian atau peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran
(Stiggins, 1994 : 20).
Adapun alasan
penggunaan model pembelajaran portofolio, yang mendasari kegiatan serta proses
pembelajaran PKn mengacu pada pendekatan sistem :
- CTL (Contextual Teaching Learning), dan
- Model Kegiatan Sosial dan PKn.
a.
CTL
(Contextual Teaching Learning)
CTL adalah suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki karakteristik berikut :
- Keadaan yang mempengaruhi langsung kehidupan siswa dan pembelajarannya;
- Dengan menggunakan waktu/kekinian, yaitu masa yang lalu, sekarang, dan yang akan datang;
- Lawan dari text book centered;
- Lingkungan budaya, sosial, pribadi, ekonomi, dan politik;
- Belajar tidak hanya menggunakan ruang kelas, bisa dilakukan di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara;
- Mengaitkan isi pelajaran dengan dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka; dan
- Membekali siswa dengan pengetahuan yang fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain, dari satu konteks ke konteks lain.
Model CTL disebut juga REACT, yaitu
Relating (belajar dalam kehidupan nyata), Experiencing (belajar dalam konteks
eksplorasi, penemuan dan penciptaan), Applying (belajar dengan menyajikan
pengetahuan untuk kegunaannya), Cooperating (belajar dalam konteks interaksi
kelompok), dan Transfering (belajar dengan menggunakan penerapan dalam konteks
baru/konteks lain)
b.
Model
Kegiatan Sosial dan PKn
Model yang
dipelopori oleh Fred Newman ini mencoba mengajarkan pada siswa bagaimana
mempengaruhi kebijakan umum, dengan demikian pendekatan tersebut mencoba
memperbaiki kehidupan siswa dalam masyarakat atau negara, dengan mencoba
mengembangkan kompetensi lingkungan yang merupakan kemampuan siswa untuk
mempengaruhi lingkungan, dan memberikan dampak pada keputusan-keputusan
kebijakan, memiliki tingkat kompetensi dan komitmen sebagai pelaksana yang
bermoral. Model ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam kehidupan politik,
ekonomi dan sosial dalam masyarakat.
Kedua model di
atas, yang menjadi dasar acuan pendekatan sistem pada model pembelajaran
portofolio membina siswa dalam rangka pemerolehan kompetensi lingkungan dan
membekali siswa dengan life skill. Implementasi model pembelajaran portofolio
akan menjadikan PBM PKn yang sangat menyenangkan bagi siswa, bila pembelajaran
tersebut beserta komponennya memiliki kegunamanfaatan bagi siswa dan
kehidupannya.
B.
Kelemahan,
Peluang, dan Ancaman
Selain hal-hal
positif, keunggulan, dan kelebihan model portofolio di atas, kita pun harus
mencermati beberapa kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat di dalam
proses pembelajaran PKn in action, seperti dipaparkan di bawah ini.
a.
Kelemahan
Model Pembelajaran Portofolio :
- Diperlukan waktu yang cukup banyak.
- Kurangnya pengetahuan/daya nalar guru yang bersangkutan.
- Belum diberikannya hak otonomi mengajar sebagai pengembang kurikulum praktis di kelas.
- Diperlukan tenaga dan biaya yang cukup besar.
- Kurangnya jalinan komunikasi antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat khususnya para birokrat/instansi yang dikunjungi oleh para siswa untuk dimintai keterangannya.
- Belum terbiasanya pembiasaan jalinan kerjasama kelompok tim para siswa
b.
Peluang
Model Pembelajaran Portofolio
- Dalam kurikulum baru, diharapkan topik materi pembelajaran tidak terlalu banyak, namun dimuat satu sampai 2 topik atau materi pelajaran per semester, sehingga model pembelajaran portofolio dapat dilaksanakan tanpa kekurangan waktu atau menyalahi apa yang telah digariskan dalam kurikulum.
- Hak otonomi mengajar pada guru dalam mengembangkan kemampuan, kemauan, daya nalar, serta fungsi perannya sebagai fasilitator, mediator, motivator.
- Tukar pendapat, informasi, pengetahuan untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan dengan rekan guru pada MGMP PKn setempat.
- Kerjasama/kolaborasi antara Kepala Sekolah dan pihak Dewan Sekolah/Komite Sekolah untuk menangani masalah pendanaan.
- Kerjasama/kolaborasi antara pihak sekolah dengan pemerintah setempat.
- Siswa dapat mengunjungi instansi/lembaga pemerintah yang terkait untuk mencari atau memperoleh informasi yang dibutuhkan.
c.
Ancaman
Model Pembelajaran Portofolio
- Belum diberikannya hak otonomi mengajar, sehinga guru masih terikat pada keharusan sebagai pelaksanan kurikulum, sedangkan guru harus dapat menjadi pengembang kurikulum praktis di dalam kelas.
- Kurang kesadaran guru dalam mengembangkan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan fungsi perannya.
- Tidak ada dukungan moril serta bantuan dana dari pihak sekolah.
- Kurangnya kerjasama antara para guru, Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Orang Tua Siswa, dan instansi/lembaga pemerintah serta masyarakat setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar