SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA
Menurut
Hadiwirodarsono (2010: 7) sandhangan
dalam aksara Jawa dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sandhangan swara, sandhangan
panyigeg wanda, dan sandhangan
pambukaning wanda/wiyanjana.
A. Sandhangan Swara
Sandhangan
swara
berfungsi untuk mengubah bunyi vokal suatu aksara nglegena/carakan jika dipasangkan dengan sandhangan swara. Sandhangan
swara ada 5 buah, yaitu:
a.
Wulu (…i…)
Wulu dipakai untuk melambangkan vokal i
dalam suatu kata. Sandhangan wulu
ditulis di atas bagian akhir aksara.
Contoh:
siji siji
wingi wizi
b. Pepet (
..e.)
Pepet dipakai untuk melambangkan vokal e/
Ə/ di dalam suku kata. Pepet ditulis
di atas bagian akhir aksara.
Contoh:
nedha ned
sega seg
Pepet tidak dipakai untuk menuliskan suku kata re dan le yang bukan
sebagai pasangan. Suku kata re yang
bukan pasangan ,dilambangkan dengan pa
cerek dan le yang bukan pasangan, dilambangkan
dengan nga lelet.
c.
Suku (....u
)
Suku
digunakan untuk melambangkan bunyi vokal u
yang bergabung dengan bunyi konsonan di dalam suatu suku kata, atau vokal u yang tidak ditulis dengan aksara swara.
Contoh:
luru
buku lurubuku
luru
kupu lurukupu
d.
Taling ([…)
Taling
dipakai untuk melambangkan bunyi vokal é atau è yang
tidak ditulis dengan aksara swara é yang bergabung dengan bunyi konsonan
di dalam suatu suku kata.
Contoh:
réné
dhéwé [r[n[d[w
satè s[t
e.
Taling tarung ( […o )
Taling tarung dipakai untuk melambangkan bunyi vokal “o” yang tidak ditulis dengan aksara
swara “o” yang bergabung dengan
bunyi konsonan di dalam suatu suku kata.
Contoh:
loro [lo[ro
bodho [bo[do
B. Sandhangan Panyigeg Wanda
Sandhangan panyigeg wanda adalah sandhangan yang berfungsi untuk menutup suku kata. Ada 4 jenis sandhangan
panyigeg wanda, yaitu :
a.
Wignyan (… h)
Wignyan
adalah pengganti sigegan ha, yaitu
sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan h penutup suku kata.
Contoh:
gabah gbh
wadhah wdh
b.
Layar ( ../..)
Layar
adalah pengganti sigegan ra, yaitu
sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan r penutup suku kata.
Contoh:
pasar ps/
kabar kb/
c.
Cecak ( ..=..)
Cecak
adalah pengganti sigegan nga, yaitu
sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan ng penutup suku kata.
Contoh:
jurang jur=
bawang bw=
d.
Pangkon (…\ )
Pangkon digunakan sebagai penanda bahwa aksara yang diberi pasangan pangkon itu merupakan aksara mati atau
aksara konsonan penutup suku kata.
Contoh:
sikil sikil\
wedus wedus\
C. Sandhangan Pambukaning Wanda
Sandhangan pambukaning
wanda merupakan sandhangan
yang diucapkan bersama huruf yang diberi sandhangan.
Ada tiga jenis sandhangan pambukaning
wanda, yaitu:
a.
Pengkal ( ….- )
Pengkal berfungsi sebagai
pengganti huruf “ya”. Pengkal ditulis
segaris dengan huruf yang akan diberi sandhangan.
Contoh:
kyai k-ai
b.
Cakra (….])
Cakra berfungsi sebagai pengganti huruf “ra”. Cakra ditulis segaris dengan huruf yang akan diberi sandhangan.
Contoh:
krama k]m
c.
Keret (….} )
Keret berfungsi sebagai pengganti huruf “re”. Pengkal ditulis segaris dengan huruf
yang akan diberi sandhangan.
Contoh:
kreteg k}teg\
Mohon tambah gambarnya.. Pak Guru..
BalasHapusMatur nuwun
Terimakasihh
BalasHapusTerimakasihh
BalasHapusSangat membantil
BalasHapusMuasokkkk !
BalasHapuskeeeeereeeeeeeennnnnnnnn........!!!!!!!!!
BalasHapusMantul
BalasHapusAssiaapp...
BalasHapusMakasih ya
BalasHapusMakasih
BalasHapusMakasih
BalasHapusTerima Kasih
BalasHapusTerima Kasih
BalasHapusTerima Kasih
BalasHapus👍 ngetenpun
BalasHapusNgapunten, masih agak bingung. Karena tidak disertai aksara jawanya. Mohon penjelasan dilengkapi dengan aksara jawa supaya lebih jelas dan paham. Matur nuwun.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMatur nuwun,🙏
BalasHapusMksh
BalasHapus